INFLASI

Makalah Akuntansi Internasional
Standar Audit Akuntansi Global
Disusun Oleh:
Riri Khoiriyah 
27213774
4EB28
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
JAKARTA


BAB I 

PENDAHULUAN 

1. LATAR BELAKANG 
    
    Inflasi di dunia ekonomi modern sangat memberatkan masyarakat. Hal ini dikarenakan inflasi dapat mengakibatkan lemahnya efisiensi dan produktifitas ekonomi investasi, kenaikan biaya modal, dan ketidakjelasan ongkos serta pendapatan di masa yang akan datang. Keberadaan permasalahan inflasi dan tidak stabilnya sektor riil dari waktu ke waktu senantiasa menjadi perhatian sebuah rezim pemerintahan yang berkuasa serta otoritas moneter . Lebih dari itu, ada kecenderungan inflasi dipandang sebagai permasalahan yang senantiasa akan terjadi . Hal ini tercermin dari kebijakan otoritas moneter dalam menjaga tingkat inflasi. Setiap tahunnya otoritas moneter senantiasa menargetkan bahwa angka atau tingkat inflasi harus diturunkan menjadi satu digit atau inflasi moderat.
    Permasalahan tersebut menimbulkan reaksi para ahli ekonomi Islam modern, seperti Ahmad Hasan, Hifzu Rab, dan ‘Umar Vadillo, yang menyerukan penerapan kembali mata uang dînâr dan dirham sebagai jalan keluar penyelesaian kasus-kasus transaksi inflasioner di dunia ekonomi modern. Mereka beralasan bahwa mata uang logam mulia dînâr dan dirham dapat menjamin keamanan transaksi karena keduanya memberikan keseimbangan nilai terhadap setiap komoditas yang ditransaksikan. Gagasan ini memberikan akses terwujudnya ekonomi makro yang kuat dengan dukungan penuh mata uang yang berbasis kekuatan riil materialnya.
    Terjadinya inflasi dapat mendistorsi harga-harga relatif, tingkat pajak, suku bunga riil, pendapatan masyarakat akan terganggu, mendorong investasi yang keliru, dan menurunkan moral. Maka dari itu, mengatasi inflasi merupakan sasaran utama kebijakan moneter. Pengaruh inflasi cukup besar pada kehidupan ekonomi, inflasi merupakan salah satu masalah ekonomi yang banyak mendapat perhatian para ekonom, pemerintah, maupun masyarakat umum. Berbagai teori, pendekatan dan kebijakan dikembangkan supaya inflasi dapat dikendalikan sesuai dengan yang diinginkan.


2. RUMUSAN MASALAH 

    1. Apa itu inflasi?
    2. Apa saja jenis - jenis inflasi?
    3. Apa dampak inflasi dan cara mencegah inflasi?
    4. Apa peran Bank Sentral terhadap inflasi?
    


BAB II 

PEMBAHASAN 

1. Pengertian Inflasi 

    Inflasi adalah kecenderungan dari harga-harga untuk menaik secara umum dan terus menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak disebut inflasi, kecuali bila kenaikan tersebut meluas kepada (atau mengakibatkan kenaikan) sebagian besar dari harga barang-barang lain, Boediono (1982: 155). Inflasi mempunyai pengertian sebagai sebuah gejala kenaikan harga barang yang bersifat umum dan terus-menerus. Inflasi adalah proses kenaikan harga-harga secara terus-menerus yang bersumber dari terganggunya keseimbangan antara arus uang dan barang. Dari pengertian ini, inflasi mempunyai penjelasan bahwa inflasi merupakan suatu gejala dimana banyak terjadi kenaikan harga barang yang terjadi secara sengaja ataupun secara alami yang terjadi tidak hanya di suatu tempat, melainkan diseluruh penjuru suatu negara bahkan dunia. Kenaikan harga ini berlangsung secara berkesinambungan dan bisa makin meninggi lagi harga barang tersebut jika tidak ditemukannya solusi pemecahan penyimpangan – penyimpangan yang menyebabkan terjadinya inflasi tersebut. Perlu diingat bahwa kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak disebut inflasi.

2. Jenis - Jenis Inflasi

    A. Berdasarkan sifatnya. Berdasarkan sifatnya inflasi dibagi menjadi 4 kategori utama, Putong             (2002: 260), yaitu:
  • Inflasi merayap/rendah (creeping Inflation), yaitu inflasi yang besarnya kurang dari 10% pertahun.
  • Inflasi menengah (galloping inflation) besarnya antara 10-30% pertahun.
  • Inflasi berat (high inflation), yaitu inflasi yang besarnya antara 30-100% pertahun.
  • Inflasi sangat tinggi (hyper inflation), yaitu inflasi yang ditandai oleh naiknya harga secara drastis hingga mencapai 4 digit (di atas 100%).
    B. Berdasarkan sebabnya inflasi dibagi menjadi 2, Putong (2002: 260), yaitu: 
  • Demand Pull Inflation. Inflasi ini timbul karena adanya permintaan keseluruhan yang tinggi di satu pihak, di pihak lain kondisi produksi telah mencapai kesempatan kerja penuh (full employment), akibatnya adalah sesuai dengan hukum permintaan, bila permintaan banyak sementara penawaran tetap, maka harga akan naik.
  • Cost Push Inflation. Inflasi ini disebabkan turunnya produksi karena naiknya biaya produksi (naiknya biaya produksi dapat terjadi karena tidak efisiennya perusahaan, nilai kurs mata uang negara yang bersangkutan jatuh / menurun, kenaikan harga bahan baku industri, adanya tuntutan kenaikan upah dari serikat buruh yang kuat dan sebagainya).
    C. Berdasarkan asalnya inflasi dibagi menjadi 2, Putong (2002: 260), yaitu:
  • Inflasi yang berasal dari dalam negeri (domestic inflation) yang timbul karena terjadinya defisit dalam pembiayaan dan belanja negara yang terlihat pada anggaran belanja negara.
  • Inflasi yang berasal dari luar negeri, karena negara-negara yang menjadi mitra dagang suatu negara mengalami inflasi yang tinggi, harga-harga barang dan  
  • juga ongkos produksi relatif mahal, sehingga bila terpaksa negara lain harus mengimpor barang tersebut maka harga jualnya di dalam negeri tentu saja bertambah mahal.
3. Dampak dan Cara Mencegah Inflasi 

   1. Dampak Inflasi

a. Bila harga barang secara umum naik terus-menerus, maka masyarakat akan panik, sehingga                perekonomian tidak berjalan normal, karena di satu sisi ada masyarakat yang berlebihan uang              memborong barang, sementara yang kekurangan uang tidak bisa membeli barang, akibatnya                negara rentan terhadap segala macam kekacauan yang ditimbulkannya.
b. Sebagai akibat dari kepanikan tersebut maka masyarakat cenderung untuk menarik tabungan                guna membeli dan menumpuk barang sehingga banyak bank di rush, akibatnya bank kekurangan        dan berdampak pada tutup atau bangkrut, atau rendahnya dana investasi yang tersedia.
c. Produsen cenderung memanfaatkan kesempatan kenaikan harga untuk memperbesar keuntungan        dengan cara mempermainkan harga di pasaran, sehingga harga akan terus menerus naik.
d. Distribusi barang relatif tidak adil karena adanya penumpukan dan konsentrasi produk pada                daerah yang masyarakatnya dekat dengan sumber produksi dan yang masyarakatnya memiliki            banyak uang.
e. Bila inflasi berkepanjangan, maka produsen banyak yang bangkrut karena produknya relatif akan        semakin mahal sehingga tidak ada yang mampu membeli.
f. Jurang antara kemiskinan dan kekayaan masyarakat semakin nyata yang mengarah pada sentimen       dan kecemburuan ekonomi yang dapat berakhir pada penjarahan dan perampasan.
g. Dampak positif dari inflasi adalah bagi pengusaha barang-barang mewah (highend) yang mana            barangnya lebih laku pada saat harganya semakin tinggi (masalah prestise).
h. Masyarakat akan semakin selektif dalam mengkonsumsi, produksi akan diusahakan seefisien              mungkin dan konsumtifisme dapat ditekan.
i. Inflasi yang berkepanjangan dapat menumbuhkan industri kecil dalam negeri menjadi semakin           dipercaya dan tangguh.
j. Tingkat pengangguran cenderung akan menurun karena masyarakat akan tergerak untuk                       melakukan kegiatan produksi dengan cara mendirikan atau membuka usaha, Putong (2002: 263-         264).

   2. Cara Mencegah dan Mengatasi Inflasi

       Dengan menggunakan persamaan Irving Fisher MV=PQ, dapat dijelaskan bahwa inflasi timbul          karena MV naik lebih cepat daripada Q. Jadi untuk mencegah inflasi variabel M atau V harus              dikendalikan, lalu volume Q ditingkatkan. Untuk mengatur M, V, dan Q dapat dilakukan dengan          berbagi kebijakan Nopirin (2005: 34-35), yaitu:

       1. Kebijaksanaan Moneter

           a. Mengatur jumlah uang yang beredar (M). Salah satu komponennya adalah uang giral. Uang                giral dapat terjadi dalam dua cara, yaitu seseorang memasukkan uang kas ke bank dalam                      bentuk giro dan seseorang memperoleh pinjaman dari bank berbentuk giro, yang kedua ini                  lebih inflatoir. Bank sentral juga dapat mengatur uang giral dengan menaikkan cadangan                      minimum, sehingga uang beredar lebih kecil. Cara lain yaitu menggunakan discount rate.
            b. Memberlakukan politik pasar terbuka (jual/beli surat berharga), dengan menjual surat                           berharga, bank sentral dapat menekan perkembangan jumlah uang beredar. 

       2. Kebijakan Fiskal
          Dengan cara pengurangan pengeluaran pemerintah serta menekan kenaikan pajak yang dapat               mengurangi penerimaan total, sehingga inflasi dapat ditekan.

       3. Kebijakan yang Berkaitan dengan Output
          Dengan menaikkan jumlah output misal dengan cara kebijaksanaan penurunan bea masuk                  sehingga impor barang meningkat atau penaikan jumlah produksi, bertambahnya jumlah barang           di dalam negeri cenderung menurunkan harga.

       4. Kebijaksanaan Penetuan Harga dan Indexing
           Dengan penentuan ceiling harga, serta mendasarkan pada indeks harga tertentu untuk gaji/upah           (dengan demikian gaji/upah secara riil tetap). Kalau indeks harga naik, maka gaji/upah juga                  naik, begitu pula kalau harga turun.

       5. Sanering
          Sanering berasal dari bahasa Belanda yang berarti penyehatan, pembersihan, reorganisasi.                   Kebijakan sanering antara lain: Penurunan nilai uang,  Pembekuan sebagian simpanan pada                 bank - bank dengan ketentuan bahwa simpanan yang dibekukan akan diganti menjadi simpanan           jangka panjang oleh pemerintah.

       6. Devaluasi
          Devaluasi adalah penurunan nilai mata uang dalam negeri terhadap mata uang luar negeri. Jika           hal tersebut terjadi biasanya pemerintah melakukan intervensi agar nilai mata uang dalam                   negeri tetap stabil. Istilah devaluasi lebih sering dikaitkan dengan menurunnya nilai uang satu             negara terhadap nilai mata uang asing. Devaluasi juga merujuk kepada kebijakan pemerintah               menurunkan nilai mata uang sendiri terhadap mata uang asing.


4. Peran Bank Sentral Terhadap Inflasi

    Bank sentral memainkan peranan penting dalam mengendalikan inflasi. Bank sentral suatu negara pada umumnya berusaha mengendalikan tingkat inflasi pada tingkat yang wajar. Beberapa bank sentral bahkan memiliki kewenangan yang independen dalam artian bahwa kebijakannya tidak boleh diintervensi oleh pihak di luar bank sentral -termasuk pemerintah. Hal ini disebabkan karena sejumlah studi menunjukkan bahwa bank sentral yang kurang independen -- salah satunya disebabkan intervensi pemerintah yang bertujuan menggunakan kebijakan moneter untuk mendorong perekonomian -- akan mendorong tingkat inflasi yang lebih tinggi.
    Bank sentral umumnya mengandalkan jumlah uang beredar dan/atau tingkat suku bunga sebagai instrumen dalam mengendalikan harga. Selain itu, bank sentral juga berkewajiban mengendalikan tingkat nilai tukar mata uang domestik. Hal ini disebabkan karena nilai sebuah mata uang dapat bersifat internal (dicerminkan oleh tingkat inflasi) maupun eksternal (kurs). Saat ini pola inflation targeting banyak diterapkan oleh bank sentral di seluruh dunia, termasuk oleh Bank Indonesia.



BAB III 

PENUTUP 

KESIMPULAN 
Adapun kesimpulan mengenai penjelasan inflasi tersebut antara lain :
1. Inflasi adalah proses kenaikan harga-harga secara terus-menerus yang bersumber dari                           terganggunya keseimbangan antara arus uang dan barang.
2. Jenis - Jenis Inflasi di kelompokkan menjadi 3 yaitu ; berdasarkan sifatnya, berdasarkan                       sebabnya inflasi dan asalnya inflasi.
3. Dampak dari inflasi adalah perekonomian berjalan tidak normal dan mengakibatkan tingkatnya           kemiskinan dan pengangguran. Dan cara mencegah dan mengatasi inflasi adalah dengan adanya         suatu kebijakan antara lain kebijakan moneter, kebijakan fiskal dan kebijakan penentuan harga,           dll. 
 4. Bank sentral berkewajiban mengendalikan tingkat nilai tukar mata uang domestik. Hal ini                   disebabkan karena nilai sebuah mata uang dapat bersifat internal (dicerminkan oleh tingkat                 inflasi) maupun eksternal (kurs).
    



DAFTAR PUSTAKA
heranoviyanth.blogspot.co.id
www.pusatmakalah.com



Komentar

Postingan populer dari blog ini

PROPOSAL KEWIRAUSAHAAN

PEREKONOMIAN INDONESIA